Monyet dan Kura-kura
Raja Dabsyalim berkata kepada Baidaba, seorang
Filosof: “Aku pernah mendengar perumpamaan ini maka berikanlah aku perumpamaan
tentang seorang laki-laki yang meraih keinginan tetapi setelah dia mendapatkannya
lalu menyia-nyiakannya”.
Berkatalah ahli Filosof itu: “Meraih suatu
keinginan lebih mudah daripada menjaganya. Barang siapa yang telah meraih
keinginan tersebut tetapi tidak menjaganya maka dia akan mengalami sebagaimana
yang dialami oleh kura-kura. Bertanyalah Raja: “Mengapa ini bisa terjadi?”.
Berceritalah Baidaba: Alkisah, ada seekor
monyet yang merupakan raja para monyet, diceritakan bahwa ia adalah seekor
monyet yang pintar, dihormati dan sudah tua renta. Suatu hari datanglah seekor
monyet muda dari rumah kerajaan dan mengambil singgahsananya maka keluarah sang
monyet untuk melarikan diri sampai ke pantai. Seketika itu ia menemukan pohon
Tin dan memanjatnya, kemudian ia jadikan tempat tinggal. Pada suatu hari, ia
memakan buah Tin tersebut hingga terlepas dari tangannya dan jatuh ke air.
Terdengarlah suara dan irama darinya. Teruslah ia memakan dan membuang buah Tin
tersebut ke air hingga banyak buah Tin yang terjatuh ke air. Kemudian datanglah
seekor kura-kura menemukan buah Tin tersebut dan memakannya. Lama-lama kura-kura
mengira bahwa monyet itu melakukan hal tersebut untuk berteman dan senang
dengannya. Lalu berbicaralah kura-kura dengannya dan saling ramah satu sama
lain, jadilah ia temannya.
Sementara itu, kura-kura lama menghilang dari istrinya, lalu istrinya mengeluh kepada seorang tetangga dan berkata: “Aku khawatir terjadi sesuatu dengan suamiku, ada hal buruk yang menimpanya.” Lalu berkatalah tetangganya kepadanya: “Suamimu sedang di pantai, dia telah dijinakkan oleh seekor monyet, dia memberikan makan dan minum untuknya. Dia yang menghalangi hubunganmu dengan suamimu dan tidak akan tinggal bersamamu sampai kamu hancurkan monyet itu.” “Lalu apa yang harusku lakukan?” jawab dia, lalu Tetangga tersebut menjawab: “Jika dia mendatangimu, maka berpura-puralah sakit, bila ia bertanya padamu tentang keadaanmu maka katakanlah bahwa ada orang bijak yang menjelaskan kepadaku hati seekor monyet.” Kemudian kembalilah kura-kura ke rumahnya setelah beberapa saat dan ia menemukan bahwa istrinya dalam keadaan buruk. Kura-kura bertanya kepadanya: “Sayangku, kenapa keadaanmu seperti ini? Dijawablah oleh tetangganya tadi, "Isterimu sakit parah. Dokter mengatakan tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya kecuali dengan hati seekor monyet."
Kura-kura berkata: "Ini perkara yang sulit, dari mana kita mendapatkan hati seekor monyet sedangkan kita berada di dalam air, namun aku akan coba mengelabuhi temanku." Lalu dia pergi ke pantai dan monyet itu berkata kepada kura-kura: "Temanku, apa yang menghalangimu dariku? Berkatalah kura-kura kepadanya: "Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu kepadaku, aku ingin memberi balasan kepadamu saat kamu berkunjung ke rumahku. Aku tinggal di sebuah pulau yang bagus dan terdapat banyak buahnya. Naiklah ke punggungku hingga aku berenang bersamamu.” lalu monyet menyetujuinya dan tiba-tiba monyet turun untuk naik ke tempurung kura-kura dan berenang sampai monyet sadar bahwa kura-kura telah mengkhianatinya saat ia mulai menenggelamkan kepalanya.
0 komentar:
Posting Komentar