PARAGRAF
Salah satu
komponen utama dalam sebuah karangan adalah paragraf. Paragraf yang efektif
terdiri dari 5-6 kalimat. Dalam sebuah paragraf, terdapat satu kalimat yang
berperan sebagai kalimat utama dan beberapa kalimat yang berfungsi sebagai
kalimat penjelas yang akan mendukung kepaduan paragraf tersebut.
Selain kepaduan
(kohesi), ada dua hal yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf agar menjadi
paragraf yang baik dan efektif, yaitu koherensi ( pertalian/hubungan) dan
relevansi. Sebuah paragraf haruslah kohesif (padu), apa yang ditulis di dalam
paragraf tersebut sesuai dengan pokok pikiran yang ada dalam paragraf tersebut
dan penulisan paragraf tersebut mempunyai tujuan yang jelas. Selain itu,
kepaduan paragraf juga dapat dilihat dari adanya keterkaitan antara kalimat
utama dengan kalimat-kalimat penjelasnya. Koherensi (pertalian/hubungan) antar
kalimat juga harus diperhatikan. Antara kalimat yang satu dengan kalimat yang
lain harus ada hubungan makna. Sedangkan syarat yang terakhir adalah relevansi,
dimana kalimat dalam paragraf tersebut ataupun paragraf dalam karangan tersebut
harus relevan dan saling mendukung.
Kalimat utama
sebuah paragraf tidak harus terletak di awal paragraf atau disebut juga
paragraf deduktif, tetapi dapat terletak di tengah-tengah paragraf, di akhir
paragraf (disebut paragraf induktif), maupun di awal dan di akhir paragraf
(disebut paragraf campuran). Kalimat utama yang efektif terdiri tidak lebih
dari 5 kata. Selain berfungsi untuk merepresentasikan ide pokok atau gagasan,
kalimat utama juga berfungsi untuk menarik perhatian pembaca, sehingga pembaca
tertarik untuk membaca artikel atau karangan tersebut lebih lanjut.
Ada beberapa
jenis paragraf, yaitu paragraf deskriptif, paragraf eksposisi, paragraf
persuasif, dan paragraf naratif. Paragraf deskriptif digunakan untuk menggambarkan
sesuatu dalam paragraf tersebut, seperti keindahan, tempat wisata,dll. Paragraf
eksposisi digunakan untuk memaparkan suatu proses, misalnya
langkah-langkah untuk membuat obat, atau bila kita hendak memberitakan
suatu kejadian.
Paragraf
persuasif digunakan untuk mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu. Paragraf
persuasif biasanya terdapat di iklan-iklan, dimana iklan tersebut mengajak
konsumen untuk menggunakan, membeli, atau memanfaatkan produk atau barang yang
mereka tawarkan. Sedangkan paragraf naratif, biasa digunakan pada cerpen atau
dongeng, untuk menceritakan sesuatu kejadian yang telah lalu.
Sebelum menulis
paragraf, kita harus mengetahui tema dari karangan yang akan kita buat.
Kemudian kita harus mengetahui masing-masing ide pokok atau gagasan dari
tiap-tiap paragraf, kalimat utama dan kalimat penjelas yang akan mengembangkan
paragraf tersebut. Hendaknya kita juga memberikan kesimpulan di akhir bagian
paragraf tersebut untuk menegaskan inti dari penulisan paragraf tersebut.
Langkah-langkah tersebut sangat bermanfaat, agar paragraf yang kita buat
menjadi paragraf yang baik dan tersusun dengan rapi
Ada beberapa
langkah yang dapat kita lakukan untuk membuat paragraf yang efektif, baik dan
benar, yaitu:
1. Dalam setiap ada paragraf hanya terdapat 1 pikiran
utama/gagasan.
2. Dalam 1 paragraf terdapat 1 kalimat utama dengan beberapa
kalimat penjelas (4-5 kalimat penjelas).
3. Terdapat kesimpulan yang menegaskan isi/inti dari paragraf
tersebut (di akhir paragraf).
4. Selalu menggunakan huruf kapital di awal kalimat, nama orang,
nama tempat, nama kota dan nama-nama daerah.
5. Selalu menggunakan tanda baca yang benar.
6. Terdapat kepaduan dan korelasi antar kalimat dalam paragraf
tersebut.
Berdasarkan
letak kalimat utamanya :
1. Paragraf deduktif yaitu paragraf yang
kalimat utamanya terletak di awal kalimat.
2. Paragraf induktif yaitu paragraf yang
kalimat utamanya terletak di akhir kalimat.
3. Paragraf campuran yaitu paragraf yang
kalimat utamanya terletak di awal dan di akhir paragraf.
4. Paragraf yang tidak memiliki kalimat utama yaitu paragraf yang
gagasan utamanya tersebarsecara seimbang dan merata pada
setiap kalimat. Contohnya pada karangan berbentuk naratif dan deskriptif.
Berdasarkan
tujuannya :
1. Paragraf pembuka yaitu paragraf yang
berperan sebagai pengantar masalah yang akan disampaikan dalam isi karangan.
2. Paragraf penghubung yaitu paragraf yang
berisi seluruh persoalan dalam suatu karangan.
3. Paragraf penutup yaitu paragraf yang
berisi kesimpulan atas uraian yang dikemukaan untuk mengakhiri suatu karangan.
JENIS KARANGAN
1. NARASI:
Secara
sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau
kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga
unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan
plot atau alur. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Contoh narasi yang berisi
fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa
fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi
secara sederhana: awal – tengah – akhir Awal narasi biasanya berisi pengantar
yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh. Bagian awal harus dibuat menarik agar
dapat mengikat pembaca. Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu
konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul
dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita
yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang
menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha
menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya
sendiri.
Contoh narasi
berisi fakta:
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno,
Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI
pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat
pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan
pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada
sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai
wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948.
Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI
pada tahun 1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus.
Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi
negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir
seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang
Contoh narasi
fiksi:
Aku tersenyum
sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di
sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku
jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu
cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu.
Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi
wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam
dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku,
jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu
dengan segenap cintanya.
Langkah
menyusun narasi (fiksi): Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses
kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai
dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa
pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa
berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu
dipaparkan.
2. DESKRIPSI
Karangan ini
berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah
melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
Contoh
deskripsi berisi fakta:
Hampir semua
pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih
perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga
menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai.
Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang
menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.
Contoh
deskripsi berupa fiksi:
Salju tipis
melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja
yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan
daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning
kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.
Topik yang
tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani Suasa pelaksanaan
Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik Keadaan
daerah yang dilanda bencana
Langkah
menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan
tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan
pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah
urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan
kerangka menjadi deskripsi
3. EKSPOSISI:
Karangan ini
berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi
informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian,
dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Contoh:
Pada dasarnya
pekerjaan akuntan mencakup dua bidang pokok, yaitu akuntansi dan auditing.
Dalam bidang akuntasi, pekerjan akuntan berupa pengolahan data untuk
menghasilkan informasi keuangan, juga perencanaan sistem informasi akuntansi
yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan. Dalam bidang auditing
pekerjaan akuntan berupa pemeriksaan laporan keuangan secara objektif untuk
menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan tersebut.
Topik yang
tepat untuk eksposisi, antara lain:
·
Manfaat kegiatan ekstrakurikuler
·
Peranan majalah dinding di
sekolah -Sekolah kejuruan sebagai penghasil tenaga terampil.
Catatan: Tidak
jarang eksposisi berisi uraian tentang langkah/ cara/ proses kerja. Eksposisi
demikian lazim disebut paparan proses.
Contoh paparan
proses:
Cara mencangkok
tanaman:
1. Siapkan pisau, tali rafia, tanah yang subur, dan sabut
secukupnya.
2. Pilihlah ranting yang tegak, kekar, dan sehat dengan diameter
kira-kira 1,5 sampai 2 cm.
3. Kulit ranting yang akan dicangkok dikerat dan dikelupas sampai
bersih kira-kira sepanjang 10 cm.
Langkah
menyusun eksposisi: Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan data
dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
4. ARGUMENTASI:
Karangan ini
bertujuan membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta
sebagai alasan/ bukti. Dalam argumentasi pengarang mengharapkan pembenaran
pendapatnya dari pembaca. Adanya unsur opini dan data, juga fakta atau alasan
sebagai penyokong opini tersebut.
Contoh:
Jiwa
kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa
kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa
kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang
luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta
terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan
di berbagai bidang.
Tema/ topik
yang tepat untuk argumentasi, misalnya: Disiplin kunci sukses berwirausaha,
Teknologi komunikasi harus segera dikuasai, Sekolah Menengah Kejuruan sebagai
aset bangsa yang potensial.
Langkah
menyusun argumentasi : Menentukan topik/ tema Menetapkan tujuan Mengumpulkan
data dari berbagai sumber Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang
dipilih Mengembangkan kerangka menjadi karangan argumentasi
5. PERSUASI:
Karangan ini
bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu. Dalam persuasi pengarang
mengharapkan adanya sikap motorik berupa motorik berupa perbuatan yang
dilakukan oleh pembaca sesuai dengan yang dianjurkan penulis dalam karangannya.
Contoh
persuasi:
Salah satu
penyakit yang perlu kita waspadai di musim hujan ini adalah infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA). Untuk mencegah ISPA, kita perlu mengonsumsi makanan
yang bergizi, minum vitamin dan antioksidan. Selain itu, kita perlu istirahat
yang cukup, tidak merokok, dan rutin berolah raga.
Topik/ tema
yang tepat untuk persuasi, misalnya: Katakan tidak pada NARKOBA, Hemat energi
demi generasi mendatang, Hutan sahabat kita, Hidup sehat tanpa rokok, Membaca
memperluas cakrawala.
Langkah
menyusun persuasi:
1. Menentukan topik/ tema
2. Merumuskan tujuan
3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
4. Menyusun kerangka karangan
5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi karangan persuasi
Dalam menulis
karangan, wacana, artikel atau apapun yang berkaitan dengan tulis menulis maka
kita harus mengetahui jenis-jenis paragraph antara lain :
1. Paragraf
deduktif adalah kalimat utama di awal (umum-khusus)
Cirri-ciri paragraph deduktif adalah
a. Definisi
b. Pernyataan
c. Pendapat
Contoh : Masalah yang kita hadapi sebenarnya adalah penyaluran dan pemasaran produksi beras. Supaya produksi semakin meningkat tidak berhenti, penyaluran dan pemasaran harus tetap dilaksanakan. Sekarang yang melakukan dan pemasaran adalah bulog.
Cirri-ciri paragraph deduktif adalah
a. Definisi
b. Pernyataan
c. Pendapat
Contoh : Masalah yang kita hadapi sebenarnya adalah penyaluran dan pemasaran produksi beras. Supaya produksi semakin meningkat tidak berhenti, penyaluran dan pemasaran harus tetap dilaksanakan. Sekarang yang melakukan dan pemasaran adalah bulog.
2. Paragraf
induktif adalah kalimat utama diakhir
Cirri-ciri paragraph induktif
1. Definisi
2. Pernyataan
3. Pendapat
4. Kesimpulan
Contoh : Budi seorang lulusan STM yang kini memiliki bengkel besar ia mengatakan ia berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak memiliki modal. Ternyata kuncu sukses bukan karena banyaknya modal tetapi karena keuletan.
Cirri-ciri paragraph induktif
1. Definisi
2. Pernyataan
3. Pendapat
4. Kesimpulan
Contoh : Budi seorang lulusan STM yang kini memiliki bengkel besar ia mengatakan ia berasal dari keluarga kurang mampu yang tidak memiliki modal. Ternyata kuncu sukses bukan karena banyaknya modal tetapi karena keuletan.
3. Paragraf
Campuran (deduktif-induktif) adalah kalimat utama diawal ditegaskan lagi
diakhir.
Contoh : Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sungguh penting. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati kepada sesamanya. Dengan bahasa itu pula manusia mewarisi dan mewariskan, menerima dan member pengetahuan kepada sesamanya. Bahkan dengan bahasa pula manusia dapat mengekspresikan jiwa seninya. Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Contoh : Bagi manusia bahasa merupakan alat komunikasi yang sungguh penting. Dengan bahasa manusia dapat menyampaikan isi hati kepada sesamanya. Dengan bahasa itu pula manusia mewarisi dan mewariskan, menerima dan member pengetahuan kepada sesamanya. Bahkan dengan bahasa pula manusia dapat mengekspresikan jiwa seninya. Dengan demikian jelaslah bahwa bahasa merupakan sarana komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Paragraf dapat
dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Paragraf
Narasi
Paragraf narasi
adalah paragraf yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian. Dalam karangan
atau paragraf narasi terdapat alur cerita, tokoh, setting, dan konflik.
Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
Contoh paragraf
narasi adalah
Kemudian mobil meluncur
kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu. Tangannya dibalut dan terikat ke
leher. Mobil berhenti di depan rumah. Lalu bawahan suaminya beserta istri-istri
mereka pada keluar rumah menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit.
Sementara bawahan Tuan Hasan saling berlomba menyambut kedatangan Nyonya Marta.
2. Paragraf
Deskripsi
Deskripsi
adalah salah satu jenis karangan yang melukiskan suatu objek sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat melihat, mendengar, merasakan,
mencium secara imajinatif apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dicium
oleh penulis tentang objek yang dimaksud.
Contoh paragraf
deskriptif adalah
Gadis kecil
itu. Ia terus memandangi lautan yang biru. Gulungan riak-riak kecil tak
membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya
beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut
yang semakin biru sampai ambang cakrawala.Ia memandangi nelayan yang tengah
menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh di seberang sana. Ia benci laut!
Gadis itu benci laut, karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.
membuatnya bergeming. Hembusan hawa pantai nan panas, tak membuat matanya
beralih dari laut. Air pantai terus menyapu lembut kulit kakinya. Deburan suara ombak mengisiki telinganya. Hari itu langit tak berawan. Ia terus memandangi laut. Laut
yang semakin biru sampai ambang cakrawala.Ia memandangi nelayan yang tengah
menepi. Memandangi pulau kecil nan jauh di seberang sana. Ia benci laut!
Gadis itu benci laut, karena di sanalah kedua orang tuanya meninggal.
3. Paragraf
Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraph yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Paragraf eksposisi adalah paragraph yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
Contoh Paragraf
eksposisi adalah
Saat ini
kegiatan Ekstrakurikuler dikenal sebagai kegiatan tambahan pelajaran sesuai
pelajaran yang diinginkan dan tertera di daftar kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ekstrakurikuler biasanya berlangsung hingga sore hari dimana siswa dan
siswi sudah tidak ada pelajaran wajib dalam kelas lagi dan kegiatan ini dimulai
dari sepulang sekolah. Guna dari kegiatan ekstrakurikuler bisa dikaitkan dengan
menambah nilai yang kurang dalam mata pelajaran yang diambil, pengembangan
bakat siswa dan siswi, dan juga sebagai sarana permainan yang diminati seorang
siswa dan siswi atau sarana bermain sambil belajar.
4. Paragraf Argumentasi
Paragraf
Argumentasi adalah paragraf atau karangan yang membuktikan kebenaran tentang
sesuatu.
Pada akhir
paragraf atau karangan, perlu disajikan kesimpulan. Kesimpulan ini yang
membedakan argumentasi dari eksposisi.
Menyetop bola
dengan dada dan kaki dapat ia lakukan secara sempurna. Tembakan kaki kanan dan
kiri tepat arahnya dan keras. Sundulan kepalanya sering memperdayakan kiper
lawan. Bola seolah-olah menurut kehendaknya. Larinya cepat bagaikan kijang.
Lawan sukar mengambil bola dari kakinya. Operan bolanya tepat dan terarah. Amin
benar-benar pemain bola jempolan
5. Paragraf
Persuasi
Paragraph persuasi adalah paragraph yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Paragraph persuasi adalah paragraph yang bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu.
Contoh
paragraph persuasi adalah
Penggunaan
pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama tidak lagi
menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat mencemari
lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu pengolahan dengan
biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan pestisida secara
berlebihan.
Pengertian
Paragraf / Alinea dan Bagian dari Paragraf – Bahasa Indonesia
Mon, 08/05/2006
– 12:24am — godam64
Paragraf adalah
suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang mana cara
penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama
lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama
masuk ke dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi. Demikian
pula dengan paragraf berikutnya mengikuti penyajian seperti paragraf pertama.
- Syarat sebuah
paragraf
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
Di setiap paragraf harus memuat dua bagian penting, yakni :
1. Kalimat Pokok
Biasanya diletakkan pada awal paragraf, tetapi bisa juga diletakkan pada bagian tengah maupun akhir paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat yang inti dari ide atau gagasan dari sebuah paragraf. Biasanya berisi suatu pernyataan yang nantinya akan dijelaskan lebih lanjut oleh kalimat lainnya dalam bentuk kalimat penjelas.
2. Kalimat Penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan tambahan atau detail rincian dari kalimat pokok suatu paragraf.
- Bagian-Bagian
Suatu Paragraf yang Baik
A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
A. Terdapat ide atau gagasan yang menarik dan diperlukan untuk merangkai keseluruhan tulisan.
B. Kalimat yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan berhubungan dengan wajar.
Pengertian Paragraf
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragrafterkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragrafterkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam satu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf dapat juga dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu gagasan mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf, karena kita seolah-olah dicambuk untuk membaca terus menerus sampai selesai. Kitapun susah memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf kita dapat berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tentang gagasan yang terkandung dalam paragraf itu.
Jenis Paragraf
Beberapa
penulis seperti Sabarti Akhadiah, Gorys Keraf, Soedjito, dan lain-lain membagi
paragraf menjadi tiga jenis. Kriteria yang mereka gunakan adalah sifat dan
tujuan paragraf tersebut. Berdasarkan hal tersebut, jenis paragraf dibedakan
sebagai berikut.
1.Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
Keraf (1980:63-66) memberikan penjelasan tentang jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya sebagai berikut.
(a) Paragraf Pembuka
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.
Tiap jenis karangan akan mempunyai paragraf yang membuka atau menghantar karangan itu, atau menghantar pokok pikiran dalam bagian karangan itu. Oleh Sebab itu sifat dari paragraf semacam itu harus menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menyiapkan pikiran pembaca kepada apa yag sedang diuraikan. Paragraf yang pendek jauh lebih baik, karena paragraf-paragraf yang panjang hanya akan meimbulkan kebosanan pembaca.
(b) Paragraf Penghubung
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dan paragraf penutup.
Inti persoalan
yang akan dikemukakan penulisan terdapat dalam paragraf-paragraf ini. Oleh
Sebab itu dalam membentuk paragraf-paragraf penghubung harus diperhatikan agar
hubungan antara satu paragraf dengan paragraf yang lainnya itu teratur dan
disusun secara logis.
Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa paragraf
disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
(c) Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain, paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat dari apa yang telah diuraikan dalam paragraf-paragraf penghubung.
Apapun yang
menjadi topik atau tema dari sebuah karangan haruslah tetap diperhatikan agar
paragraf penutup tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak berarti terlalu
pendek. Hal yang paling esensial adalah bahwa paragraf itu harus merupakan
suatu kesimpulan yang bulat atau betul-betul mengakhiri uraian itu serta dapat
menimbulkan banyak kesan kepada pembacanya.
2.Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan(1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Penjenisan paragraf berdasarkan letak kalimat utama ini berpijak pada pendapat Sirai, dan kawan-kawan(1985:70-71) yang mengemukakan empat cara meletakkan kalimat utama dalam paragraf.
(a) Paragraf Deduktif
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Dengan cara
menempatkan gagasan pokok pada awal paragraf, ini akan memungkinkan gagasan
pokok tersebut mendapatkan penekanan yang wajar. Paragraf semacam ini biasa
disebut dengan paragraf deduktif, yaitu kalimat utama terletak di awal
paragraf.
(b) Paragraf Induktif
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
Paragraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-enjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
(c) Paragraf Gabungan atau Campuran
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Contoh paragraf campuran seperti dikemukakan oleh Keraf (1989:73):
Pada paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua. Contoh paragraf campuran seperti dikemukakan oleh Keraf (1989:73):
Sifat kodrati
bahasa yang lain yang perlu dicatat di sini ialah bahwasanya tiap bahasa
mempunyai sistem. Ungkapan yang khusus pula, masing-masing lepas terpisah dan
tidak bergantung dari yang lain. Sistem ungkapan tiap bahasa dan sistem makna
tiap bahasa dibatasi oleh kerangka alam pikiran bangsa yang memiliki bahasa itu
kerangka pikiran yang saya sebut di atas. Oleh karena itu janganlah kecewa
apabila bahasa Indonesia tidak membedakan jamak dan tunggal, tidak mengenal
kata dalam sistem kata kerjanya, gugus fonem juga tertentu polanya, dan
sebagainya. Bahasa Inggris tidak mengenal “unggah-ungguh”. Bahasa Zulu tidak
mempunyai kata yang berarti “lembu”, tetapi ada kata yang berarti “lembu
putih”, “lembu merah”, dan sebagainya. Secara teknis para linguis mengatakan
bahwa tiap bahasa mempunyai sistem fonologi, sistem gramatikal, serta pola
semantik yang khusus.
(d) Paragraf Tanpa Kalimat Utama
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Paragraf ini tidak mempunyai kalimat utama, berarti pikiran utama tersebar di seluruh kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasa digunakan dalam karangan berbentuk narasi atau deskripsi. Contoh paragraf tanpa kalimat utama:
Enam puluh
tahun yang lalu, pagi-pagi tanggal 30 Juni 1908, suatu benda cerah tidak
dikenal melayang menyusur lengkungan langit sambil meninggalkan jejak
kehitam-hitaman dengan disaksikan oleh paling sedikit seribu orang di pelbagai
dusun Siberi Tengah. Jam menunjukkan pukul 7 waktu setempat. Penduduk desa
Vanovara melihat benda itu menjadi bola api membentuk cendawan membubung tinggi
ke angkasa, disusul ledakan dahsyat yang menggelegar bagaikan guntur dan
terdengar sampai lebih dari 1000 km jauhnya. (Intisari, Feb.1996 dalam Keraf,
1980:74)
Sukar sekali
untuk mencari sebuah kalimat topik dalam paragraf di atas, karena seluruh
paragraf bersifat deskriptif atau naratif. Tidak ada kalimat yang lebih penting
dari yang lain. Semuanya sama penting, dan bersama-sama membentuk kesatuan dari
paragraf tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar