BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki
keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi. Dalam pengolahan sumber daya laut
misalnya. Kita dapat menemukan berbagai macam hasil sumber daya laut yang
tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Yang merupakan plasma nutfah bagi seluruh
makhluk hidup. Hasil kelautan tersebut dipercaya memiliki banyak manfaat yang
sangat dibutuhkan khususnya bagi kehidupan manusia. Diantaranya hasil sumber
daya laut adalah ikan, dari ikan tersebut telah memiliki banyak keragaman dan
ikan yang kami maksudkan adalah ikan tongkol atau dalam bahasa latinya disebut Euthynnus
affinis. Dan kami mengamati lebih
spesifik,yaitu pada duri dan tulangnya. Dan alasan kami menggunakan duri dan
tulang ikan tongkol adalah karena lebih besarnya ukuran duri dan tulang ikan
tersebut dibandingkan dengan ikan yang kami ketahui lainnya. Saat ini
nama ikan tongkol telah diketahui diberbagai penjuru dunia. Ikan ini kebanyakan
dapat ditemui di laut yang dalam. Ikan yang termasuk carnivour ini, juga
dipercaya memiliki khasiat yang sangat penting bagi kesehatan manusia.
Jika nama ikan tongkol telah diketahui
diberbagai penjuru dunia untuk dimanfaatkan,begitupun juga nama duri dan tulang
ikan tongkol, namun tidak untuk dimanfaatkan. Karena anggapan masyarakat
terhadap duri ikan tersebut dinilai hanya sebagai limbah dan tidak memiliki
manfaat lebih. Tetapi sebenarnya dalam duri dan tulang ikan tongkol terdapat
protein dan kalsium yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sebagai
sumber energi, dan masih banyak lagi manfaat-manfaat lainnya.
Di Lamongan, khususnya wilayah Paciran
sebagai pusat penangkapan ikan laut sama saja dalam hal memanfaatkan ikan
tongkol. Pabrik ikan tongkol biasanya juga membuang duri ikan tersebut. Banyak
diantara pabrik ikan tongkol yang ada hanya memanfaatkan daging ikannya saja
seperti dalam hal pembuatan makanan cepat saji seperti sarden ataupun yang lain.
Sedangkan duri dan tulang ikan yang sebenarnya mempunyai manfaat dianggap sebagai
limbah. Dapat dikatakan masyarakat kurang aktif dalam hal pemanfaatan duri dan
tulang ikan tersebut. Dan dari masalah tersebut kami mencoba untuk memanfaatkan
dan mengelolahnya menjadi suatu produk yang berguna dan dapat di gemari oleh
seluruh kalangan masyarakat yaitu sebagai sereal duri ikan tongkol.
Prosedur pembuatan ini agar manusia dapat
mengkonsumsi makanan yang efisien dan layak bagi kesehatan manusia , tanpa menggunakan
bahan kimia atau pun bahan pengawet lainnya sebagai pengganti makanan pokok.
Sehingga, selain kami memanfaatkan sisa duri dan tulang ikan tongkol kami juga
mengurangi limbah duri dan tulang ikan tersebut. Karena anggapan manusia
terhadap duri dan tulang ikan tongkol yang tidak berguna, padahal disisi lain duri
dan tulang ikan tersebut bermanfaat sebagai sumber protein.
1.2 Rumusan Masalah
Sebenarnya
cukup banyak limbah-limbah yang dapat termanfaatkan dengan baik, namun setelah
kami meninjau dari latar belakang, maka kami mendapatkan rumusan masalah, yaitu
:
1.2.1 Apakah limbah ikan tongkol yang berupa duri dan tulang dapat
dimanfaatkan sebagai sereal?
1.2.2
Bagaimana
cara pembuatan sereal duri ikan tongkol?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan
dari penelitian kami adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui apakah limbah ikan tongkol yang berupa duri dan
tulang dapat dimanfaatkan sebagai
sereal
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan
sereal duri ikan tongkol.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat
dari penelitian kami adalah :
1.4.1
Memanfaatkan limbah ikan tongkol menjadi produk yang lebih bermanfaat.
1.4.2
Membantu mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah dari ikan tongkol.
1.4.3
Menciptakan inovasi produk makanan terbaru.
1.5 Batasan Masalah
Kami membatasi permasalahan ini hanya
seputar masalah bagaimana mengolah limbah ikan tongkol menjadi sereal yang
dapat diterima dan dikonsumsi oleh masyarakat. Yang kami maksud limbah dari ikan
tersebut adalah duri dan tulangnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Ikan
2.1.1 Riset Medis Tentang
Ikan Tongkol
Dengan meningkatnya perkembangan
industri baik industri migas,industri pertanian maupun industri non migas
lainnya maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan yang
disebabkan oleh limbah hasil pembuangan pabrik. Air sering tercemari oleh komponen anorganik diantaranya
adalah berbagai logam berat, Logam berbahaya yang banyak mencemari lingkungan terutama adalah Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Ni. Dari
logam berat tersebut yang sering mencemari air adalah Hg dan Pb. Dari penelitian terdahulu
tentang pemeriksaan timbal dalam ikan tongkol mentah di Pasar Kenjeran tahun
2002 didapatkan hasil bahwa 87% ikan tongkol di daerah tersebut mengandung
logam berat Pb. Penelitian juga pernah dilakukan di daerah Kenjeran pada tahun
2000, terhadap kerang dan kepiting. Masyarakat paling senang mengkonsumsi ikan
tongkol sebagai lauk, sebab ikan tongkol merupakan sumber protein, vitamin dan gizi lainnya
yang sangat baik. Mengkonsumsi daging ikan tongkol dapat mengingkatkan
vitalitas hidup, kecerdasan dan terutama kesehatan. Ikan tongkol dapat
dikonsumsi sebagai ikan segar (ikan basah), sebagai ikan kering yang diasinkan
atau juga sebagai ikan kalengan hasil teknologi pangan modern. Karena ikan
adalah hewan yang dapat tercemar oleh logam melalui pencemaran lingkungan.maka ikan yang dikonsumsi oleh masyarakat
seharusnya tidak mengandung logam berat melebihi batas maksimum sesuai dengan
Keputusan Direktur Jenderal Obat dan Makanan No. 03725/B/SK/VII/1989.
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam
berat Pb pada Ikan tongkol sebelum dan sesudah dilakukan pengolahan(direbus,
digoreng dan dipepes). Penelitian dilaksanakan di Surabaya pada tahun 2005.
Dari hasil penelitian didapat bahwa
sumber ikan berasal dari Pasuruan Sidoarjo, hal ini dilakukan karena hasil
tangkapan ikan dari Pasuruan dan Sidoarjo kebanyakan dipasarkan di Surabaya.
Meskipun terkadang ada pula yang berasal dari hasil tangkapan di perairan Tuban. Namun
yang dominan ikan tongkol yang ada dipasar Surabaya berasal dari Pasuruan dan
Sidorajo, karena jaraknya lebih dekat sehingga transportasi lebih mudah serta
mengurangi kerusakan ikan. Hasil analisis statistik menjelaskan homogenitas
sample cukup dan Uji T menjelaskan ada pengaruh bermakna pada setiap pengolahan
terhadap penurunan logam berat Pb pada ikan tongkol. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan bahwa kandungan Pb pada ikan yang berasal dari
Pasuruan dan Sidoarjo tidak jauh berbeda dengan ikan yang berasal dari
kenjeran. Ini menunjukkan
bahwa sumber ikan tidak mempengaruhi kandungan Pb-nya. Dari hasil pemeriksaan
laboaratorium didapatkan hasil bahwa rata-rata kandungan Pb dalam ikan segar
sebesar 3,21 ppm.
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur
Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Nomor. 03725/B/SK/VII/1989 tentang batas
Maksimum Cemaran Logam dalam makanan untuk ikan dan hasil olahan sebesar 2
mg/kg (ppm). Ini menunjukkan bahwa ikan tongkol yang dijual di pasar Wonokromo
dan pasar Pabean baik yang berasal dari Pasuruan dan Sidoarjo menunjukkan angka
yang sama yaitu semua diatas nilai ambang batas dan melebihi persyaratan yang
sudah ditentukan.
Terdapat pengaruh yang bermakna
terhadap penurunan kandungan logam berat pada ikan yang diolah (p<0,05),
pengolahan ikan tongkol (dipepes, digoreng, dikukus) berpengaruh terhadap
penurunan kadar Pb, walaupun hanya lebih kurang 20%. Pemanasan menyebabkan
penurunan kandungan logam berat pada ikan tongkol.
Masyarakat disarankan untuk membeli dan mengkonsumsi ikan yang sudah diolah
sehingga kandungan logam beratnya rendah dan menjadi aman untuk dikonsumsi. Bagi masyarakat yang mengkonsumsi ikan tongkol supaya melakukan
pengolahan dengan pemanasan tinggi.
2.1.2
Morfologi Ikan Tongkol (Euthynnus affinis)
Ikan tongkol
terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae, genus Euthynnus,
spesies Euthynnus affinis. Ikan tongkol masih tergolong pada ikan
Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin . Sirip dada
melengkung, ujngnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan
ikan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang
lainnya. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai
lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam
lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu
ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur
terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet. (T. Djuhanda,
1981).
Ikan Tongkol
merupakan salah satu jenis ikan pelagis artinya ikan yang hidup di lapisan atas
dari suatu perairan. Bentuk badanya memanjang yang kedua ujungnya meruncing,
mempunyai dua sirip punggung dan 7-8 finlet. Dari bentuk ikan karena adanya
dua sirip punggung dan banyaknya finlet ini menujukan ikan tongkol
termasuk jenis ikan perenang cepat. (Soesanto, 1979).
Ikan tongkol
merupakan penghuni lautan hampir seluruh perairan asia. Di indonesia, ikan ini
banyak membentuk gerombolan-gerombolan besar terutama di perairan indonesia
bagian timur dan samudra Indonesia. Termasuk ikan pelagis perenang cepat,sehingga
untuk menangkapnya menggunakan alat yang harus dioperasikan dengan kecepatan
yang memadai .
2.1.3 Klasifikasi Ikan
Tongkol
klasifikasi
Ikan Tongkol adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Pisces
Sub class : teleostei
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Genus : Euthynnus
Species : Euthynnus affinis
Species : Euthynnus affinis
2.2 sereal
2.2.1 Asal sereal
Ahli
gizi Sigrid Gibson mengungkapkan bahwa sereal merupakan sumber kalsium yang
baik dan berbagai nutrisi penting lainya seperti serat,protein,dan karbohidrat. Produk
sereal pertama kali dikembangkan di Amerika Serikat oleh John Harvey Kellogg
pada tahun 1895 sebagai produk makanan siap saji. Pada awalnya, produk sereal
ini dikembangkan untuk pasien di Battle Creek Sanatorium yang mengalami
gangguan pencernaan, guna meningkatkan konsumsi serat pada dietnya. Sereal
terbuat dari biji-bijian dan didesain untuk dipasarkan kepada konsumen sebagai
makanan siap saji. Saat ini, jenis
sereal yang ada di pasaran sangat beragam. Ciri khas dari produk ini adalah
kadar airnya yang rendah dengan tekstur yang renyah. Berdasarkan teknik
pengolahannya, maka sereal dapat dijumpai dalam bentuk serpihan (flake),
hancuran atau parutan (shredded), mengembang (puffed), panggangan (baked) dan
ekstrudat (extruded). Apapun teknologi pembuatannya, proses pemasakan merupakan
tahapan proses yang harus dilakukan dalam pembuatan produk ini. Proses
pemasakan membentuk sifat fisik yang diperlukan untuk membentuk tekstur produk
yang diinginkan. Produk sereal
sarapan didasarkan pada formulasi bahan mentah dengan kadar pati yang tinggi.
Tiga komponen dasar dalam formulasi produk yaitu serealia, pemanis dan bahan
pembentuk flavor. Ingredien lain yang umum digunakan adalah garam, ragi,
pewarna, vitamin, mineral dan pengawet. Secara umum, tahapan proses pengolahan
sereal sarapan adalah persiapan bahan baku, pembentukan adonan (pemasakan),
pembentukan sereal sarapan, penambahan bahan pelapis (sifatnya optional) dan
pengemasan.
Di Indonesia, hanya ada ketentuan tentang standar
produk susu sereal yang diatur dalam SNI Nomor 01-4270-1996. Menurut standar
ini, definisi susu sereal adalah serbuk instan yang terbuat dari susu bubuk dan
sereal dengan penambahan bahan makanan lain dan tanpa bahan makanan tambahan
yang diizinkan. Dalam SNI dicantumkan persyaratan mutu Sereal
yang kaya serat termasuk dalam salah satu menu terbaik.
Karena khasiatnya sebagai kesehatan. Bukan hanya baik untuk pencernaan dan
jantung, sereal whole grain (serelia utuh) juga bermanfaat sebagi pengendali
hipertensi.Yang mencakup kandungan air, protein, lemak,
karbohidrat dan serat kasar. Disamping itu, produk sereal juga harus memenuhi
ketentuan-ketentuan keamanan yang cukup ketat yang menyangkut persyaratan
jumlah pencemaran kimia maupun mikrobiologi (angka lempeng total, koliform,
E.coli, Salmonella, Staphylococcus aureus dan kapang). Umur simpan sereal
sekitar 6 – 12 bulan (Warthesen dan Muelenkamp, 1997). Kerusakan produk sereal
terutama disebabkan oleh hilangnya tekstur renyah yang disebabkan oleh
peningkatan kadar air dan perubahan flavor karena reaksi oksidasi lemak dan
komponen flavor lainnya. (Syamsir, Elvira 2006). Penuntun Praktikum sereal. Departemen
Ilmu dan Teknologi Pangan, IPB
2.2.2 Manfaat Sereal
1. Sereal yang kaya serat termasuk dalam
salah satu menu sarapan terbaik karena khasiatnya yang
baik untuk kesehatan. Bukan cuma baik untuk pencernaan dan jantung, sereal whole grain (serelia utuh) juga
bermanfaat untuk mengendalikan hipertensi
2. Kandungan
di dalam sereal seperti magnesium dan
potasium bermanfaat untuk jantung, pembuluh darah, dan metabolisme glukosa
dalam tubuh.
3.
Sereal sebagai bahan konsumsi
pendukung diet. Selain kaya gizi, sereal
juga memiliki kandungan gula rendah sehingga cocok untuk mereka yang ingin
menurunkan berat badan tanpa rasa lemas.
4.
Selain kandungan kalori dan lemak
yang rendah, sereal akan membuat
keinginan adalah terbebas mengemil lebih rendah sehingga berat badan tidak
mudah naik. Bonus lain dari pengonsumsian sereal secara dari masalah sembelit.teratur
5. Hasil
studi yang dilakukan oleh Imperial College London dan University of Leeds, Menemukan adanya pengonsumsian makanan
yang kaya akan serat pada sereal dapat membantu menurunkan resiko terhadap
kanker usus besar. Dengan begitu para peneliti pun dapat menegaskan bahwa,
mereka yang mengkonsumsi serat sedikitnya 10 gram setiap hari secara teratur
bisa memiliki penurunan resiko kanker usus sebesar sebanyak 10%.
6. Dalam duri dan tulang pada ikan tongkol
terdapat kandungan fosfor dan kalsium yang dapat membentuk sel sel otak.
2.2.3
Cara
Membuat Sereal
1) Pembuatan sereal cococrunch
Bahan :
a)
150 gr Margarin
b)
125 gr Tepung gula
c)
1 bt Telur
d)
50 gr Kacang mede
sangria
e)
225 gr Tepung terigu
f)
1/8 sdt Baking powder
g)
Coco crunch secukupnya
Cara membuat :
a)
Kocok margarine dan
tepung gula selama 30 detik.
b)
Masukkan telur sambil dikocok
rata.
c)
Tambahkan kacang mede
bubuk, tepung terigu, dan baking powder sambil diayak dan diaduk rata.
d)
Sendokkan adonan ke atas
loyang kue kering yang dioles margarine.
e)
Tata coco crunch
diatasnya.
f)
Oven 25 menit dengan
suhu 150 derajat celcius.
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian
Proses
penelitian” “Serila progi”(Sereal Duri Dan Tulang Ikan Tongkol Protein Tinggi)
kami mulai pada bulan Maret sampai bulan April 2012 sedangkan tempat penelitian
“Serila progi”(Sereal Duri Dan Tulang Ikan Tongkol Protein Tinggi)Secara
kualitatif di daerah Paciran Lamongan.
No
|
Kegiatan
|
Maret
|
April
|
||
3
|
4
|
1
|
2
|
||
1
|
Konsultasi Judul
|
|
|
|
|
2
|
Pencarian Literatur
|
|
|
|
|
3
|
Penelitian
|
|
|
|
|
4
|
Pengumpulan Data
|
|
|
|
|
5
|
Analisis Data
|
|
|
|
|
6
|
Pembuatan Makalah
|
|
|
|
|
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah limbah duri dan tulang
ikan tongkol yang didapatkan dari ikan tongkol di daerah pantai pesisir Lamongan.
3.2.2
Sampel
Sampel
dari penelitian ini adalah 100 gram duri dan tulang ikan tongkol yang telah
diambil dari bagian dalam ikan tongkol. Limbah duri dan tulang ikan tongkol
diperoleh dari kantin asrama SMA Unggulan BPPT Al-fattah yang bertempat di Desa
Siman Lamongan dan di daerah Paciran tepatnya di warung makan TPI (Tempat
Pelelangan Ikan).
3.3 Rancangan Penelitian
Proses Penelitian
|
Percobaan
|
Pengumpulan Alat dan Bahan
|
Pengumpulan Data
|
Analisis dan Pembahasan
|
Kesimpulan
|
3.3 Prosedur Penelitian
3.3.1. Cara Membuat Sereal Duri Ikan
1. Menyiapkan bahan dan alat
Bahan:
·
100 gr duri/tulang
ikan kering, di haluskan
·
300 gr
mentega
·
4 btr kuning
telur
·
350 gr
tepung terigu
·
30 gr tepung
maizena
·
1 sdt Baking
powder (BP)
·
Bawang putih
menyesuaikan
·
Garam,merica
secukupnya
Alat:
· Baskom
· Tumbuk jawa
· Sendok
· Loyang
· Oven
2.
Campur tepung terigu dan tepung
meizena.
3.
Haluskan
mentega, merica,dan bawang putih hingga, tambahkan telur kocok cepat atau
menggunakan mixer, tuang BP, kocok lagi satu menit.
4.
Masukkan
campuran terigu, aduk rata, tuang duri ikan yang telah halus dan garam aduk hingga
rata.
5.
Bentuk
bulatan dan susun diatas loyang yang sudah dipoles mentega tipis, beri jarak
satu dengan lainnya, tekan perlahan dengan garpu.
6.
Panggang
dalam oven hingga matang. Lk. 30 menit dengan suhu 150C.
Gb.hasil
percobaan pembuatan Serila Progi
3.3.2. Uji Organoleptik
1. Kami mengumpulkan 10 orang untuk
uji organoleptik tentang rasa, warna, dan tampilan.
2. Kami menguji di daerah Siman
Sekaran Lamongan. Tepatnya kepada warga setempat.
3. Setelah kami menguji, kami
mendapatkan hasil dan komentar dari 10 orang tersebut
BAB
IV
HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Tabel Uji Kualitatif Rasa
pada Serilla Progi
Uji
Rasa Pada Serlla Progi
Uji Warna Pada Serlla Progi
Uji
Tampilan Pada Serlla Progi
Sasaran
|
Warna
|
Rasa
|
Tampilan
|
10 Anak-anak
|
4 Sangat Menarik
5 Menarik
1 Tidak Menarik
|
3 Sangat Enak
4 Enak
3 Tidak Enak
|
3 Sangat Menarik
5 Menarik
2 Tidak Menarik
|
10 Remaja
|
3 Sangat Menarik
5 Menarik
2 Tidak Menarik
|
3 Sangat Enak
5 Enak
2 Tidak Enak
|
2 Sangat Menarik
4 Menarik
4 Tidak Menarik
|
10 Orang Tua
|
2 Sangat Menarik
4 Menarik
4 Tidak Menarik
|
3 Sangat Enak
4 Enak
3 Tidak Enak
|
3 Sangat Menarik
4 Menarik
3 Tidak Menarik
|
4.2 Pembahasan
Dari
hasil survey terhadap 10 anak – anak, dalam uji warna, 5 anak menyatkan warna
sereal duri ikan sangat menarik, 4 anak
menyatkan warnanya menarik dan 1 anak menyatakan warnanya tidak menarik. Dalam
uji rasa, 3 anak menyatakan rasanya sangat enak, 4 anak menyatakan rasanya enak
dan 3 anak menyatakan rasanya tidak enak. Dalam uji penampilan, 3 anak
menyatkan penampilannya sangat menarik, 5 anak menyatakan penampilannya menarik
dan 2 anak menyatakan penampilannya tidak menarik .
Dari
hasil survey terhadap 10 remaja, dalam uji warna, 3 remaja menyatakan
warna sereal duri ikan sangat menarik, 4 remaja menyatakan menarik,
3 remaja menyatakan tidak menarik. Dalam uji rasa, 3 remaja menyatakan rasanya
sangat enak, 5 remaja menyatakan rasanya enak, 2 remaja menyatakan rasanya
tidak enak. Dalam uji penampilan, 2 remaja menyatakan penampilannya sangat
menarik, 4 remaja menyatakan penampilannya menarik, dan 4 remaja menyatakan
penampilannya tidak menarik.
Dari
hasil survey terhadap 10 orang dewasa, dalam uji warna, 2 orang menyatakan
warna sereal duri ikan sangat menarik, 4 orang menyatakan warnanya menarik, 4
orang menyatakan warnanya tidak menarik. Dalam uji rasa, 3 orang menyatakan
rasanya sangat enak, 4 orang menyatakan rasanya enak, dan 3 orang menyatakan rasanya
tidak enak. Dalam uji penampilan, 3 orang menyatakan penampilannya sangat
menarik, 4 orang menyatakan penampilannya menarik, dan 3 orang menyatakan
penampilannya tidak menarik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.
Ternyata
limbah ikan yang berupa duri dan tulang pada ikan tersebut yang dianggap tidak
berguna dan biasanya dibuang dapat dimanfaatkan dan diolah baik menjadi suatu
produk yang berguna yaitu sebagai sereal.
2.
Dan
produk yang berupa sereal duri dan tulang ikan tersebut layak untuk dikonsumsi
oleh seluruh kalangan masyarakat.
5.2 Saran
1.
Semoga
hasil penelitian ini dapat di pergunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
2.
Agar
penelitian ini dapat diteliti lebih lanjut demi peningkatan ilmu pengetahuan tentang
produk pangan dari duri dan tulang ikan hendaknya tidak hanya dimanfaatkan sebagai
sereal, melainkan juga dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi produk pangan
lainnya, seperti keripik, dsb.
DAFTAR PUSTAKA
http//www.Sumber
wikipedia.com
`
DAFTAR RIWAYAT PENULIS
NAMA :
Ida
Nurjannah
ALAMAT : Pelanguwot-Laren-Lamongan-Jawa
timur
TTL :
Lamongan,17
Pebruari 1996
SEKOLAH : SMA
Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan
CITA-CITA :
Multi Talent
NO. TELP : 085645537370
NAMA :
Annisa
Fitriana Efendi
ALAMAT : Perum
Bukit Karang-Tuban-Jawa timur
TTL :
Tuban,
03 September 1995
SEKOLAH : SMA
Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan
CITA-CITA :
Akpol
NO. TELP : 085855800453
NAMA :
Kory
Ulama Sari Budiarti
ALAMAT : Madulegi-Sukodadi-Lamongan-Jawa
timur
TTL :
Lamongan,31
maret 1996
SEKOLAH : SMA
Unggulan BPPT Al-Fattah Lamongan
CITA-CITA : Dokter gigi
NO. TELP : 085736573575
0 komentar:
Posting Komentar